Pengangguran ialah kondisi dimana seseorang tidak bekerja dalam usianya yang produktif, yakni sekisar antara 15 tahun hingga 65 tahun. Pengangguran merupakan masalah yang pokok dalam suatu masyarakat modern, dan pada umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatamn kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Jadi tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendidikan masyarakat merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Maka dengan adanya permasalahan tersebut, Pendidikan Luar Sekolah memiliki kedudukan yang sangat penting didalamnya untuk mengatasi pengangguran yang berlebihan. Cara permasalahan tersebut ialah dengan mebuka berbagai progam – progam pelatihan atau yang lainnya yang akan mewujudkan kesejahteraan masya
Pengangguran atau tuna karya (unemployment) merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran dapat diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Pengangguran yang masuk ke dalam kriteria mencari pekerjaan adalah penduduk usia kerja yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dan sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha memperoleh pekerjaan.
Pengangguran merupakan penyakit social yang diakibatkan oleh ketiadaan atau kekurangan kerja. Pengangguran (employment) terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah tenaga kerja yang diminta. Dengan kata lain, jumlah yang mencari pekerjaan lebih banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia. Menurut Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya menurut International Labor Organitation (ILO) memberikan definisi pengangguran yakni, 1) Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja dan bersedia menerima pekerjaan serta sedang mencari pekerjaan. 2) Definisi pengangguran yang kedua ialah setengah pengangguran terpaksa merupakan seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain.
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa 1) setengah pengangguran terpaksa ialah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per-minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih menerima pekerjaan lain. 2) setengah pengangguran sukarela ialah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per-minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
Pengangguran (unemployment) adalah kelompok angkatan kerja yang ingin bekerja, tetapi belum beruntung mendapat kesempatan untuk bekerja (belum mendapat kesempatan bekerja). Ada beberapa masalah yang dianggap sebagai penyebab timbulnya pengangguran. Dari penyebab timbulnya pengangguran tersebut, timbul beberapa istilah tentang pengangguran antara lain penganggurean sukarela (voluntary uncemployment) dan pengangguran terpaksa (involuntary uncemployment).
Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang bersifat sementara karena seorang pekerja ingin mencari pekerjaan yang lebih baik atau cocok dengan keahliannya. Sementara pengangguran terpaksa ialah pengangguran yang terpaksa diterima seseorang walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja. Pengangguran terpaksa ini berkaitan dengan jenis-jenis pengangguran lain yang pada umumnya menimbulkan masalah dalam pembangunan.
Pengangguran jenis ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, maupun jarak. Mereka yang masuk dalam kategori pengangguran sementara umumnya rela menganggur untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Contoh yang selesai sekolah kemudian mencari pekerjaan dan menunggu pekerjaan.
Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Dikatakan sebagai pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pengangguran ini timbul akibat adanaya perubahan struktural akibat perekonomian. Perubahan dalam struktur perekonomian ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis tingkat keterampilan yang berbeda. keadaan ini menyebabkan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Misalnya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri kimia menuntut persyaratanyang relative berat, yaitu pendidikan minimal sarjana, mampu menggunakan komputer, dan minimal menguasai bahasa Inggris.
Selain itu pengangguran struktural juga dapat diakibatkan oleh dua kemungkinan yakni akibat permintaan berkurang dan kemajuan pengunanaan teknologi. Pengangguran structural yang diakibatkan oleh permintaan yang berukarang ini misalnya, terjadi pada tukang jahit tradisional yang terdesak oleh industri yang menggunakan mesin-mesin berteknologi canggih yang mampu menghasilkan produk jadi dengan kualitas baik dan harga lebih murah. Itulah sebabnya para konseumen lebih memilih suatu produk jadi dari pada dating kepada produsen yang masihg menggunakan cara hand made, karena di angap lebih mahal. Dengan demikian produsen hand made tersebut menjadi kehilangan order, dan dia pun menjadi pengangguran strukturtal. Contoh lainnya, dapat juga terjadi pada seorang tukang sepatu tradisional yang tersisih oleh pabrik-opabrik sepatu modern yang mampu menghasilkan sepatu yang jauh lebih baik dengan harga lebih murah. Tukang sepatu tradisisonal, seperti halnya produsen hand made akan kehilangan permintaan dan akhirnya menjadi pengangguran struktural.
Selanjutnya pengangguran structural diakibatkan kemajuan teknologi, misalnya pengolahan tanah sawah untuk pertanian yang biasanya dicangkul (menggunakan tenaga manusia), sekaranmg diganti dengan mesin pengolah sawah, seperti traktor. Sekarang pekerjaan itu cukup dilakukan oleh seorang tenaga kerja dan sebuah traktor. Keadaan ini akan menciptakan sebuah pengangguran akibat pergantian tenaga manusia dengan traktor,. Pengangguran structural yang diakibatkan kemajuan teknologio lebih dikenal sebagai pengangguran teknologi.
Pengangguran Musiman (Seasonal Unempoyment)
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi ekonomi jangka pendek, terutama di sector pertanian. Misalnya di luar musim tanam dan panen, para petani umumnya rela menganggur sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.
Pengangguran Konjungturl/Siklis (Cycle Unempoyment)
Pengangguran ini timbul karena adanya gelombang naik turunnya kehidupan ekonomi, seperti terjadinya kemunduran (resesi) dan depresi sehingga mengakibatkan adanya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan buruh.
Jumlah pengangguran yang terus meningkat merupakan masalah pembangunan yang serius. Meningkatnya pengangguran ini secara umum disebabkan oleh adanya pertumbuhan jumlah kesempatan kerja yang tersedia tidak bisa mengimbangi pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang terus semakin meningkat. Ketidakseimbangan antara aspek penawaran dan permintaan baik dari segi jumlah dan kualitas dapat menimbulkan akibat pengangguran yang serius. Pengangguran yang sudah sangat kronis dan bersifat struktural pada umumnya akan membawa dampak negatif terhadap pembangunan lingkungan, sosial, ekonomi dan politik pada suatu negara. Pengangguran yang sudah bersifat struktural ini sangta berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan.
Apabila dilihat dari pembangunan negara, dampak pengangguran yaitu berupa 1) Melemahnya permintaan agregat, disini untuk dapat bertahan hidup manusia harus bekerja. Dengan bekerja dia akan memperoleh penghasilan yang digunakan untuk belanja barang atau jasa. Jika pengangguran tingi dan bersifat struktural, daya beli akan menurun yang pada gilirannya akan menimbulkan penurunan terhadap permintaan total (permintaan agregat). 2) Melemahnya penawaran agregat, tingginya tingkat pengangguran akan menurunkan penaaran agregat. Dampak pengangguran terhadap penawaran agregat terasa dalam jangka panjang. Walaupun tenaga kerja dapat digantikan dengan barang modal, sehingga dapat digunakan untuk menaikkan penawaran agregat, di dalam mekanisme pasar (interaksi antara permintaan dan penawaran), sekalipun produksi bisa berjalan dengan efisien, tetapi jika permintaan agregat lemah, keseimbangan ekonomi terjadi ditingkat yangsangta rendah. Penurunan tingkat atau skala produksi akan menaikkan biaya produksi per unit sehingga penawaran agregat pun melemah.
Sedangkan apabila dilihat dari perkembangan perekonomian, dampak pengangguran terbagi menjadi dua aspek, yakni dampak pengangguran terhadap suatu perekonomian negara dan dampak pengangguran terhadap perekonomian individu yang mengalaminya dan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap
perekonomian negara dapat di uraikan seperti berikut : 1) Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainnya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang sehrunya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah. 2) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan negara yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar masyarakat akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah akan berkurang sehingga kegiata pembangunan pun akan terus menurun. 3) Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan penganguran menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi pun berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian, tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan meningkat.
Sedangkan dampak pengangguran terhadap perekonomian individu yang mengalaminya dan masyarakat adalah 1) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian dan pendapatan. Jika seseorang menganggur atau siapapun yang menganggur, jelas tidak memiliki mata pencaharian. Tanpa mata pencaharian, ia akan kehilangan sumber pendapatan. Hilangnya mata pencaharian dan pendapaatan akan menimbulkan kerawanan social karena setiap individu senantiasa dituntut memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya. 2) Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan. Misalnya, anda adalah seorang karyawan suatu perusahaan. Keterampilan yang anda miliki akan terus meningkat apabila terus digunakan. Jika tidak digunakan, keterampilan yang anda miliki lambat laun akan menghilang dengan sendirinya apabila anda tidak beekrja atau menganggur. 3) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social dan politik. Tingkat pengangguran yang tinggi menggambarkan banyak masyarakat yang kehilangan pendapatan. Namun, mereka tetap dituntut memnuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya. Untuk itu, mereka akan melakukan segala cara demi terpenuhi kebutuhannya. Hal inilah yang akan menyebabkan kerawanan sosial, seperti pencopetan, perampokan, dan tindakan criminal lainnya. Pengangguran yang tinggi akan menyebabkan ketidakpuasan masyarakat sehingga dapat menimbulkan unjuk rasa, demonstrasi, bahkan hura-huru sehingga keadaan politik menjadi tidak stabil.
Dalam mengatasi masalah pengangguran yang semakin meningkat, pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki andil yang sangat besar untuk mengatasi masalah tersebut beserta cara yang strategis dalam memeranginya. Dalam mengatasi masalah pengangguran tersebut pendidikan luar sekolah dapat digunakan dengan lebih efisien dan efektif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, untuk segala strata ekonomi, strata social dan strata pendidikan, disamping itu juga dapat untuk memecahkan masalah yang mendesak. Dalam memecahkan suatu permasalahan pendidikan luar sekolah mencoba melihat berdasarkan kasus dan kebutuhan yang dialami sesuai dengan karakteristik pada masyarakat
Dalam mengatasi masalah pengangguran, pendidikan luar sekolah membuat sebuah progam belajar yang dikembangkan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Dimana pengembangan sumber daya manusia tersebut merupakan komponen penting dalam sub-sistem pendidikan luar sekolah guna memberikan pendidikan , keterampilan, dan pelatihan pada masyarakat. Sehingga dengan adanya keterampilan dan pelatihan tersebut dapat berguna bagi masyarakat untuk mencari nafkah agar dapat memenuihi berbagai kebutuhan sehari-hari.
Jenis-jenis kegiatan pendidikan luar sekolah dalam mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia tersebut dapat berupa pelatihan kejuruan, kursus, magang dalam bidang pertanian, industri, pertukangan, pengetahuan kerumahtanggaan, dan lain-lain. Selain itu cara mengatasi pengangguran adalah dengan penerapan pendekatan pemberdayaan masyarakat, yaitu dengan cara 1) menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktur yang menghambat 2) memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka 3) memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh kedalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.