Bali merupakan salah satu tujuan utama wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berwisata. Jika Bali diterpa isu negatif terkait pariwisata atau, misalnya, muncul aksi anarkis akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja khususnya untuk sektor pariwisata di Bali.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Ni Luh Made Wiratmi, SE, M.Si, di Renon, Denpasar, Bali,
Ya tentu, isu negatif terkait pariwisata serta aksi anarkis seandainya terjadi di Bali akan berdampak terhadap penyerapan sumber daya manusia khususnya yang bekerja di sektor pariwisata. Karena, Bali sebagai salah satu destinasi wisata tujuan utama di Indonesia dan dunia pada umumnya," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, di era ini informasi tentu akan dengan cepat diterima oleh daerah lain, atau negara lain di dunia. Hal itu karena perkembangan Informasi dan Teknologi (IT) yang begitu pesat dan cepat.
"Informasi terkait isu negatif tentang Bali, dan adanya aksi anarkis akan dengan mudah dan cepat diterima negara lain. Bisa saja informasi dibesar-besarkan, sehinga Bali dianggap tidak aman lagi oleh wisatawan. Tentunya, semua tidak terlepas dari kecepatan informasi melalui teknologi juga," jelasnya.
Di sisi lain, Wiratmi mengatakan bahwa Bali perlu memiliki sumber daya manusia (SDM) yang bisa diandalkan. Hal ini dimaksudkan agar SDM Bali bisa bersaing dengan tenaga kerja asing.
Dalam hal ini, Dinas Tenaga Kerja Bali telah melakukan berbagai macam cara. Salah satunya, dengan memberi pelatihan-pelatihan sesuai dengan standar peningkatan kompetensi.
Sampai saat ini SDM di Bali sebagian besar terserap di sektor pariwisata terutama untuk usaha jasa perhotelan dan restaurant.
"Kurang lebih sebanyak 60% tenaga kerja di Bali terserap di sektor pariwisata. 40% atau sisanya terserap di sektor retail dan sektor lain-lainnya," tutupnya.